Umumnya, sebagaimana ungkapan pepatah, diam itu emas. Dan nyatanya para bijak bestari memang bukan merupakan orang yang banyak berbicara apalagi membual. Mungkin akan ada puluhan pertimbangan sebelum sebuah kata keluar dari mulutnya. Betapapun, jika ditelisik lebih dalam, diam tidak selamanya baik, alih-alih dalam konteks tertentu dapat dikatakan berdosa. Jalaluddin Rahmat dalam bukunya Reformasi Sufistik mengungkapkan bahwa setidaknya ada empat buah diam yang menjadi dosa, yakni: pertama , diam ketika adanya kemungkaran yang dilakukan terang-terangkan di depan anda. Alquran sangat mengecam perbuatan ini “Mereka satu sama lain tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sungguh amat buruk apa yang selalu mereka perbuat itu.” (QS. Al-Maidah [5]: 79). Sejujurnya, poin pertama ini yang paling berat bagi saya karena sering diabaikan, kalau enggan berkata dilanggar. Di satu waktu saya melihat muda-mudi –terkadang pelajar, yang saya yakin bukanlah sepasang suami istri, sedang
Berisi opini dan artikel seputar sosial-keislaman yang berprinsip moderasi dan independen