Tulisan
ini hanyalah secercah pengalamanku selama berkecimpung dalam dunia keislaman di kampus. Penuh dengan lika-liku. Beragam pemikiran bertemu disini, dari
yang paling fundamental sampai yang sok liberal.
Wah bahagianya. Tetapi ada beberapa hal yang menganggu hati ini. Mengapa harus
saling menghujat? Mengapa kelompok yang satu merasa paling benar dan kelompok
yang lain salah? padahal semboyan mereka adalah kesatuan umat. Apa surga hanya
untuk kalian? Bukankah perbedaan itu adalah suatu anugerah dari Tuhan yang
memang adalah suatu keniscayaan. Karena menurutku, kalau kita semua itu sama
dalam berbagai hal –begitu juga dengan masalah agama-, lantas apa bedanya kita
dengan para malaikat? Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda supaya
saling-mengenal. Supaya saling mengisi satu sama lain, karena tidak ada dari
kita yang sempurna dan tak luput dari dosa.
Pernah
aku menghadiri kajian unit kegiatan mahasiswa (UKM) keislaman yang ada dikampus. Aku berharap
bisa mendapat ilmu yang mungkin tidak didapat dari dosen-dosen di kelas. Tapi
apa kenyataannya? Tidak seperti yang diharapkan. Aku mengira disini akan
membahas tentang keilmuan-keilmuan islam, atau tentang kesatuan-kesatuan umat
islam sehingga kita menjadi umat yang cerdas, kuat, dan penuh cinta kasih.
Sedih aku mendengarnya, ketika mubaligh-mubaligh disana menyampaikan materi.
Memang pada awalnya, kata-kata yang dikeluarkan sangat meyakinkan, lantunan
ayat-ayat suci, pujian dan shalawat pun tak pernah luput. tetapi setelah mereka
masuk ke materi, sungguh mengejutkan bagiku. Yang memang ucapan-ucapan ini
sangat tabu dikalangan para dosen. Karena mereka merasa dengan penuh keyakinan
bahwa paham merekalah yang benar, tanpa adanya klarifikasi terlebih dahulu dengan paham yang lain.
Secara tak langsung mengucilkan pendapat orang-orang yang berbeda pahamnya.
Bahkan kerap kali melakukan pemojokkan-pemojokkan.
Lantas
kalau muballighnya saja sudah seperti itu, mau dibawa kemana
mahasiswa-mahasiswa awam yang ingin memperdalam agamanya tersebut? Sampai-sampai
aku takut kalau mahasiswa-mahasiswa awam ini akan menyebarkan pemahaman yang
mereka terima ke masyarakat yang
berlawanan dengan paham mereka. Wah bisa menimbulkan kekacauan.
Maka
dari itu, yuk kita sama-sama menimba ilmu kembali, yang sungguh-sungguh, dan
belajar dengan orang yang memang benar-benar berkompeten dibidangnya. Masa sih orang Elektro mengajar bahasa
inggris? Atau orang seni mengajarkan sejarah. Walaupun mungkin saja itu
terjadi, tapi alangkah baiknya jika memang mengambil ilmu dari orang yang
berkompeten di bidangnya. Ditakutkan, jika bukan ditangani oleh yang
bukan ahlinya, akan menyebabkan kehancuran umat. Terlebih lagi ini masalah
agama. Sesuatu yang sangat intim menurutku.
Komentar
Posting Komentar