Langsung ke konten utama

3 Buku Islam Ramah Recommended

Bulan ramadhan sudah semestinya diisi oleh kegiatan-kegiatan positif yang jika diniatkan hanya karena ingin meraih ridha-Nya, tentu akan mendapat balasan yang besar. Salah satu kegiatan mulia yang diajurkan oleh Allah ialah membaca (iqra’) sebagaimana tertera dalam firman pertama dalam surat Al-Alaq.

Sayangnya anjuran membaca ini masih sangat tak dipedulikan oleh umat muslim Indonesia, terbukti menurut data dari UNESCO bahwa minat baca kita berada di peringkat kedua dari bawah dari total 61 negara dunia. Ironinya, hasil ini berbanding terbalik dengan tingkat kecerewetannya di media sosial. Salah satu survey mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia berada di urutan ke-5 sebagai negara paling cerewet di dunia. Lebih lanjut, Ibu Kota Jakarta digadang-gadang menjadi kota paling cerewet di dunia maya karena setiap detiknya selalu ada 15 buah tweet atau komentar baru. Ilmu tak ada tapi paling suka berdebat, menyanggah, bahkan mengujar kebencian. Yang terakhir disebut ini belakangan santer di seluruh saentero media sosial dunia maya.

Oleh karena itu hati saya tergerak untuk menyeimbangi konten-konten negatif tersebut. Mendorong kepada seluruh masyarakat Indonesia, untuk lebih dapat menahan diri supaya sama-sama dapat melihat indahnya Islam.

Di bawah ini ada 3 buah buku recommended perihal kajian keislaman dengan nuansa yang ramah dan berprinsip moderasi yang wajib dibaca oleh bagi pecinta perdamaian.

1. 12 Nilai Dasar Perdamaian versi Komunitas Peace Generation.


Buku yang diterbitkan oleh Pelangi Mizan ini ditulis langsung oleh pendiri komunitas PeaceGen langsung, yakni Irfan Amalee dan Erik Lincoln. Mereka adalah dua orang sahabat yang dipertemukan oleh Tuhan untuk menyebarkan perdamaian ke seluruh penjuru. Buku panduan yang diperuntukkan bagi para guru ini memuat 12 nilai dasar perdamaian yang diilhami dari dua buah kitab suci (Alquran dan Alkitab) oleh karenanya buku 202 halaman memiliki dua buah versi (Islam dan Kristen).

Bertujuan untuk mengubah cara pandang dan sikap supaya berorientasi transedental, isi 12 nilai ini dapat dikategorisasikan menjadi tiga dimensi, yakni berdamai dengan diri yang terdiri dari dua nilai (menerima diri dan prasangka); hambatan menuju perdamaian yang terdiri dari lima nilai (sukuisme, perbedaaan agama, perbedaan jenis kelamin, perbedaan status ekonomi, perbedaan kelompok/geng); dan jalan menuju perdamaian yang terdiri dari lima nilai (memahami keragaman, memahami konflik, menolak kekerasan, mengakui kesalahan, dan memberi maaf).

Uniknya, buku ini bersifat praktis (tidak memuat kumpulan teori) yang dirancang menjadi enam langkah konkret seperti, pendahuluan di mana sang guru akan memberikan kata kunci dan kutipan kata mutiara (Alquran, hadits, dll) yang berkaitan dengan tema pembahasan; pemanasan, supaya siswa berminat terhadap tema yang akan dibahas, maka terlebih dahulu mereka diajak untuk berinteraksi dalam permainan-permainan interaktif yang telah disesuaikan dengan tema pembahasan; inti pelajaran, di sini guru menyampaikan poin-poin inti; model dan praktik (p-discussion and roleplay) berisi kisah-kisah teladan yang diharapkan siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari; evaluasi, berupa kuis atau permainan untuk mengukur sejauh mana siswa dapat menyerap pelajaran; dan penugasan (PR) dengan melibatkan orangtua supaya pesannya juga dapat dipahami oleh anggota keluarga.

Sejauh ini sudah banyak sekolah yang menjalani pelatihan dari buku 12 Nilai Dasar Perdamaian ini. Irfan Amalee beserta pasukan perdamaiannya tak kunjung menyerah untuk menatap dunia yang lebih cerah. Misinya satu, membumikan Islam rahmatan lil alamin.


2. Islam Moderat: Menebar Islam Rahmatan lil Alamin


Di tengah bersitegangnya dua buah kubu ekstrem (Islam Garis keras vs Liberal) yang saling membenarkan dirinya masing-masing, sembari menyalah-sesatkan kubu lawannya, Islam corak moderat bisa dijadikan alternatif terbaik bagi keberagamaan umat Muslim Indonesia.

Buku yang diterbitkan oleh Pustaka Ikadi ini ditulis oleh sejumlah ulama berkompeten dibidangnya. Dr. Amir Faishol Fath, MA misalnya, cendekiawan asal Madura yang menyelesaikan studi S1-S3 di International Islamic University Islamabad jurusan Tafsir Al-Quran ini menulis tentang Pemikiran Moderat dalam Tafsir Al-Qur’an.

Sejurus dengan itu, ada Dr. Harjani Hefni, MA., seorang sarjana lulusan S3 UIN Jakarta jurusan Dakwah dan Komunikasi ini memaparkan pandangannya tentang perlunya menghidupkan semangat dakwah yang rahmatan lil alamin. Adapun Dr. Surahman Hidayat MA yang menguraikan persoalan fikih moderat, merupakan scholar lulusan S3 Universitas Al-Azhar, Kairo. Selain itu ada pula nama-nama lain seperti Prof. Dr. Ahmad Satori Ismail, Dr. M. Idris Abdul Shomad, Dr. Muslih Abdul Karim, dll menghiasi keindahan buku monumental ini.

3. Anak-Anak Ibrahim


Buku yang ditulis oleh Imam Shamsi Ali dan Rabi Marc Schneier dapat dikatakan sebuah terobosan anti mainstream. Jika sebagian kita sangat anti dengan Yahudi, begitu pula dengan sebagian Yahudi yang membenci kita, maka buku ini berkata sebaliknya, bahwa kita bisa memperbaiki lubang-lubang kebencian yang telah berlarut itu.

Selama berada di Amerika, Imam Shamsi Ali, cendekiawan muslim berkewarganegaraan Indonesia yang menjadi Imam masjid di sana, selalu menggemakan persatuan dan perdamaian antar umat beragama. Menurutnya banyak yang perlu diperbaiki dari umat muslim perihal keislaman mereka, terutama berkaiatan dengan non-muslim. Harus dipahami, menurutnya, bahwa konfrontasi Nabi Muhammad dengan non-muslim bukan karena perbedaan agama, melainkan karena mereka terus-menerus mengusiknya. Jadi, jika saat ini kondisinya sudah berubah, di mana ikatan persahabatan dapat dirajut, maka tak ada alasan untuk menolaknya. Memang, orang-orang radikalisme selalu hadir di seluruh belahan dunia, tetapi jangan sampai umat muslim melakukan penggeneralisiran, salah satunya terhadap umat Yahudi yang dewasa ini tersebar di banyak wilayah dan mereka memiliki corak pemikiran yang heterogen. Tidak semua dari mereka mendukung aksi-aksi nir-manusiawi yang dilakukan oleh pemerintah Israel.

Selain menarasikan kisah perjalanan hidupnya, Imam Shamsi Ali dan Rabi Marc Schneier berusaha mendemonstrasikan beberapa alternatif penafsiran segar terhadap konsep-konsep yang telah mengakar kuat di dalam tubuh kedua agama ini, seperti tentang Bangsa yang Terpilih, Khairu Ummah, Perang dan Jihad, Syariah, Antisemitisme, Islamofobia, dll. []



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perlukah bertuhan? Juga Perlukah Beragama?

#BookReview ke-2 Awalnya saya ragu untuk me-review buku The God Delusion karangan Richard Dawkins, seorang ateis ahli etologi asal Inggris, yang dapat dikatakan merupakan salah satu “kitab sucinya” para ateis kontemporer. Untuk itu sedari awal saya hendak memberi tahu bahwa upaya pe-review-an buku jenis ini bukan berarti sebuah ajakan untuk menjadi seorang ateis, bukan, melainkan undangan kepada para pembaca, khususnya umat muslim, untuk dapat memeriksa kembali keyakinannya. Apakah benar keyakinan akan keislamannya dapat dibuktikan, didemonstrasikan atau sekadar keyakinan taken for granted dari orangtua dan lingkungannya. Frasa “agama warisan” yang pernah dituturkan Afi Nihaya Faradisa, remaja SMA yang sempat viral beberapa bulan lalu, mungkin cocok untuk menggambarkan persoalan ini. Buku hasil terjemahan Zaim Rofiqi setebal 522 halaman ini diterbitkan oleh penerbit Banana pada tahun 2013 berkat sokongan Dr.Ryu Hasan, seorang dosen di Universitas Airlangga yang diduga kuat j

ORGANISASI DAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

  ORGANISASI DAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salahsatu tugas kelompok mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang diampu oleh Dr. H. Syahidin, M.Pd   dan Mokh. Iman Firmansyah M.A g Disusunoleh Kelompok 9 M. Jiva Agung                        (1202282) Eneng Dewi Zaakiyah            (1202855) PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2014 KATA PENGANTAR             Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat-Nya lah penyusun telah mampu menyelesaikan makalah kelompok ini. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Makalah yang berjudul “Organisasi dan Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia” ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam. Adapun makalah ini membahas mengenai berbagai m

Sapi dalam pandangan islam

Dalam Al-Qur’an, terdapat sebuah surat panjang yang diberi nama sapi (Al-Baqarah) yang secara umum menceritakan tentang kisah Bani Israil dan Nabi Musa. Banyak hikmah yang dapat diperoleh setelah memahami isi kisahnya. Salah satunya adalah mengenai sikap Bani Israil terhadap binatang ini. Quraish Shihab dalam bukunya Dia dimana-mana menyatakan bahwa Bani Israil ingin meniru kaum Kan’an dalam hal membuat berhala. Pada masa itu kaum tersebut –Kan’an- menyembah berhala, antara lain yang terbuat dari tembaga dalam bentuk manusia berkepala lembu, yang duduk mengulurkan kedua tangannya bagaikan menanti pemberian. Shihab melanjutkan bahwa Bani Israil ini bermaksud untuk menandingi dan melebihi kaum Kan’an itu dengan membuatnya lebih hebat karena yang mereka buat adalah patung anak lembu yang terbuat dari emas dan bersuara, sedang milik orang Kan’an hanya terbuat dari tembaga dan tidak bersuara. [1]           Maka dari itu amat wajar jika Nabi Musa memarahi mereka tatkala beliau turun da