Langsung ke konten utama

Puasa lo udah bener blm ?



Bulan Ramadhan sebentar lagi tiba, dimana bulan ini adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat islam di dunia untuk melakukan ibadah yang khusus dan diwajibkan, tiada lain yaitu ibadah puasa. Puasa itu sendiri telah lama dikenal oleh masyarakat dunia, bukan hanya agama islam yang telah melakukan ibadah puasa, tetapi juga untuk agama-agama lain seperti puasanya Nabi Daud ( Nabi bangsa Yahudi) yang dilakukan sehari berpuasa lalu sehari berbuka, ada juga seperti puasa satu hari penuh yang dilakukan oleh umat Hindu, dan juga puasanya Nabi Muhammad seperti yang telah kina kenal ini. Walaupun ritual puasa ini sudahlah sangat lama, namun ia bukan berarti telah usang atau ketinggalan zaman. Karena sampai sekarang pun ritual ini masih dilakukan oleh mayoritas umat manusia termasuk di Indonesia yang mayoritas penduduknya ialah penganut agama islam. Ibadah puasa ini telah menjadi ibadah yang membudaya dikalangan kita, baik dari kalangan anak-anak, anak muda, dewasa sampai dengan kakek- kakek dan nenek-nenek. Tetapi jika kita perhatikan dan penulis pun telah berkontemplasi, maka kita pasti akan berpikir dua kali. Karena sangat membudayanya ibadah ini di Negara kita, walalupun banyak yang melakukannya tetapi nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang terkandung didalamnya telah hilang. 
Mungkin juga ada yang bertaya mengapa Tuhan memerintahkan kita untuk melaksanakan ibadah puasa? Bukankah kita akan mengalami kehausan ataupun kelaparan jika kita melakukan ibadah puasa? Itu sama saja kita telah mendzolimi diri kita sendiri, itulah sekilas  pertanyaan yang diajukan oleh seorang anak yang masih kecil ataupun yang orang yang masih awam. Dan apakah kita yang telah dewasa hanya bisa menjawabnya dengan jawaban “itu adalah perintah Tuhan nak. Makanya kita harus mematuhinya.” Tetapi anak zaman sekarang sudah begitu pintar dan berfikir rasional, mereka tidak ingin diberikan jawaban yang sifatnya masih bersifat abstrak ataupun mengambang. Jadi, kita sebagai pendidik anak-anak, sudah seharusnya memberikan jawaban-jawaban yang dapat dimengerti oleh anak-anak sehingga mereka dapat melaksanakannya dengan maksimal tanpa ada rasa mengeluh sedikitpun. Kita sebagai pendidik juga seharusnya mempunyai metode-metode yang dapat menghasilkan reaksi positif dari sang anak. Sebelum pembahasan ini memanjang lebar, maka penulis akan memberikan sedikit pengantar perihal ibadah puasa ini.
Pengertian ibadah puasa ini menurut bahasa ialah menahan, sedangkan menurut istilah dapat diartikan dengan mengendalikan dan menahan diri untuk tidak makan dan minum dan jima’ dalam waktu-waktu tertentu1. Jadi dapat disimpulkan bahwa puasa itu sendiri lebih ditekankan kearah pengendalian diri. Dan dalam prespektif Alquran itu sendiri, ibadah puasa telah dipusatkan untuk menjadikan manusia yang bertakwa (QS.Al-Baqarah: 183).

Quraish shihab. Membumikan alquran. 2013. Bandung. Mizan hal 479 dengan sedikit tambahan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perlukah bertuhan? Juga Perlukah Beragama?

#BookReview ke-2 Awalnya saya ragu untuk me-review buku The God Delusion karangan Richard Dawkins, seorang ateis ahli etologi asal Inggris, yang dapat dikatakan merupakan salah satu “kitab sucinya” para ateis kontemporer. Untuk itu sedari awal saya hendak memberi tahu bahwa upaya pe-review-an buku jenis ini bukan berarti sebuah ajakan untuk menjadi seorang ateis, bukan, melainkan undangan kepada para pembaca, khususnya umat muslim, untuk dapat memeriksa kembali keyakinannya. Apakah benar keyakinan akan keislamannya dapat dibuktikan, didemonstrasikan atau sekadar keyakinan taken for granted dari orangtua dan lingkungannya. Frasa “agama warisan” yang pernah dituturkan Afi Nihaya Faradisa, remaja SMA yang sempat viral beberapa bulan lalu, mungkin cocok untuk menggambarkan persoalan ini. Buku hasil terjemahan Zaim Rofiqi setebal 522 halaman ini diterbitkan oleh penerbit Banana pada tahun 2013 berkat sokongan Dr.Ryu Hasan, seorang dosen di Universitas Airlangga yang diduga kuat j

ORGANISASI DAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

  ORGANISASI DAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salahsatu tugas kelompok mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang diampu oleh Dr. H. Syahidin, M.Pd   dan Mokh. Iman Firmansyah M.A g Disusunoleh Kelompok 9 M. Jiva Agung                        (1202282) Eneng Dewi Zaakiyah            (1202855) PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2014 KATA PENGANTAR             Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat-Nya lah penyusun telah mampu menyelesaikan makalah kelompok ini. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Makalah yang berjudul “Organisasi dan Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia” ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam. Adapun makalah ini membahas mengenai berbagai m

Sapi dalam pandangan islam

Dalam Al-Qur’an, terdapat sebuah surat panjang yang diberi nama sapi (Al-Baqarah) yang secara umum menceritakan tentang kisah Bani Israil dan Nabi Musa. Banyak hikmah yang dapat diperoleh setelah memahami isi kisahnya. Salah satunya adalah mengenai sikap Bani Israil terhadap binatang ini. Quraish Shihab dalam bukunya Dia dimana-mana menyatakan bahwa Bani Israil ingin meniru kaum Kan’an dalam hal membuat berhala. Pada masa itu kaum tersebut –Kan’an- menyembah berhala, antara lain yang terbuat dari tembaga dalam bentuk manusia berkepala lembu, yang duduk mengulurkan kedua tangannya bagaikan menanti pemberian. Shihab melanjutkan bahwa Bani Israil ini bermaksud untuk menandingi dan melebihi kaum Kan’an itu dengan membuatnya lebih hebat karena yang mereka buat adalah patung anak lembu yang terbuat dari emas dan bersuara, sedang milik orang Kan’an hanya terbuat dari tembaga dan tidak bersuara. [1]           Maka dari itu amat wajar jika Nabi Musa memarahi mereka tatkala beliau turun da