Islam adalah agama yang melihat alam dan kehidupan sebagai suatu
sistem yang komprehensif dan integratif yang menempatkan Allah sebagai
satu-satunya sentral. Islam mengajarkan kita untuk tidak terlarut-larut dalam
spiritual, tetapi juga tidak memperbolehkan kita terbuai dengan kepalsuan dunia
yang hanya menampilkan kemewahan materi. Tidak hanya mementingkan ruhani saja
tetapi juga jasmani. Tidak hanya mementingkan pribadi tetapi juga masyarakat.
Semua itu diatur oleh islam dengan istilah yang sering disebut prinsip tawazuniyyah (keseimbangan).Berarti
jangan sangka diri anda sudah baik jika sudah sering shalat di masjid, tetapi
tidak memiliki perhatian kepada masyarakat atau lingkungan, karena anda masih
mementingkan diri sendiri, belum sampai memikirkan orang lain.
Allah sudah mewanti-wanti manusia untuk berlaku seimbang dalam
semua aspek seperti yang dalam firman-Nya:
Æ÷tGö/$#ur!$yJÏù9t?#uäª!$#u#¤$!$#notÅzFy$#(wur[Ys?y7t7ÅÁtRÆÏB$u÷R9$#(`Å¡ômr&ur!$yJ2z`|¡ômr&ª!$#øs9Î)(wurÆ÷ö7s?y$|¡xÿø9$#ÎûÇÚöF{$#(¨bÎ)©!$#w=ÏtätûïÏÅ¡øÿßJø9$#ÇÐÐÈ
“Dan
carilah (pahala) negeri akhirat
dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu
lupakan bagianmu di dunia dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak
menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash [28]: 77)
Di ayat yang lain Allah menyuruh manusia untuk dapat memanfaatkan
segala potensi yang ada di dalam diri manusia. Allah berfirman:
ª!$#urNä3y_t÷zr&.`ÏiBÈbqäÜç/öNä3ÏF»yg¨Bé&wcqßJn=÷ès?$\«øx©@yèy_urãNä3s9yìôJ¡¡9$#t»|Áö/F{$#urnoyÏ«øùF{$#ur öNä3ª=yès9crãä3ô±s?ÇÐÑÈ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui apapun, dan Dia memberimu pendengaran,
penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur” (QS. An-Nahl [16]: 78)
Manusia
yang sempurna adalah manusia yang kuat hatinya (iman), cerdas akalnya, serta
kuat badannya. Semua itu harus terintegrasi tanpa ada salah satu yang dominan.
Kita bisa melihat ke dalam pribadi Rasulullah. Ia adalah orang yang kuat
imannya, cerdas akalnya, serta kuat pula tubuhnya (jarang sakit).
Karena
di bab-bab sebelumnya materi lebih di arahkan kepada hati (iman) dan akal, maka
untuk menyeimbangkan semua itu, di sini akan membahas materi yang lebih di
arahkan kepada fisik (badan).
Di
zaman Rasulullah hidup, ia menganjurkan umat islam untuk berolahraga seperti
berenang, memanah, dan berkuda. Tetapi bukan berarti hanya olahraga itu saja
yang diperbolehkan. Rasulullah menganjurkan jenis-jenis olahraga tersebut
karena memang sesuai pada zamannya. Maka, kita di zaman ini boleh berolahraga
dengan jenis-jenis lainnya selama itu tidak melanggar syariat serta menyehatkan
tubuh. Menurut Agus Kristianto[1]
olahraga yang dilakukan oleh manusia memiliki berbagai macam motif, yaitu
sebagai latihan, pendidikan, hiburan, rekreasi, prestasi, profesi, politik,
bisnis, dan sebagainya.
Walaupun
olahraga terlihat hanya mengandalkan fisik semata, tetapi pada kenyataannya
tidak bisa terhindar dari aspek lainnya. Olahraga juga membutuhkan pikiran yang
cerdas, kedisiplinan, konsentrasi dan sebagainya. Bahkan dengan berolahraga
tidak hanya bermanfaat bagi tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk aspek-aspek
lainnya. Dengan berolahraga akan meningkatkan kecerdasan. Bukankah di permainan
sepak bola kita perlu menguras pikiran? Selain itu, olahraga juga dapat
memulihkan jiwa yang sedang tidak baik. Intinya, banyak sekali manfaat yang di
dapat jika kita rutin berolahraga. Tidak perlu berlama-lama, cukup setengah jam
atau lima belas menit dalam sehari sudah dikatakan cukup oleh beberapa pakar.
Seringkali saya tegaskan, bahwa apapun aktivitasnya, selama diniatkan untuk
mendapat ridha Allah akan mendapat ganjaran pahala.
Selain
olahraga, ada satu lagi yang perlu sedikit di bahas di sini –masih berkenaan
dengan tubuh- yaitu perihal makanan. Bagaimana mungkin tubuh bisa kuat jika
tidak ditopang oleh makanan yang bergizi?
Saya
tertarik membahas tema ini dikarenakan ketidak puasan melihat lingkungan yang
kurang memerhatikan gizi. Memang mereka makan, tetapi makanan yang dimakannya
menurut hemat saya kurang baik untuk dikonsumsi. Jangan hanya karena harga yang
sedikit lebih mahal lantas anda memilih mengonsumsi makanan yang kurang sehat.
Sungguh kesehatan itu sangat mahal harganya. Kalau mau hitung-hitungan
kalkulator coba renungi kisah singkat ini.
Agus
adalah orang yang memiliki tipikal hemat berlebihan. Dari pada memakan nasi
atau sejenisnya, ia lebih memilih makan mie instan setiap harinya karena
harganya jauh lebih murah. Waktu terus berlalu, dan pada akhirnya Agus
menderita penyakit kanker yang disebabkan keseringan memakan mie instan.
Bayangkan berapa besar uang yang harus dikeluarkannya untuk biaya perobatan.
Saya yakin pasti berkali-kali lipat dari nasi. Semoga Allah menjauhkan kita
dari penyakit yang seperti itu. Betapa pun, setiap pribadi tetap perlu berusaha
untuk mengatur hidupnya, begitu pula dengan makanan.
Menurut
pakar kesehatan, setiap manusia mestimengonsumsi makanan yang bergizi dengan
kadar tertentu setiap harinya, hanya saja setiap orang memiliki kadar yang
berbeda-beda. Akan berbeda kebutuhan gizi seorang ibu hamil dengan anak-anak.
Berbeda pula antara orang dewasa dengan orang tua. Tapi disini saya
membatasinya hanya bagi kalangan remaja dan dewasa.
Menurut
Emma Pandi Kusumah[2],
untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizinya, anak remaja membutuhkan lima
kali waktu makan, yaitu makan pagi, makan siang, makan malam, dan dua kali
makan selingan (ngemil). Sarapan sangat penting dilakukan agar remaja dapat
berfikir dengan baik dan menghindari hipoglikemia (suatu keadaan dimana
kadar gula darah/glukosa secara abnormal rendah). Kebersihan jajanan juga harus
diperhatikan agar tidak tertular penyakit tifoid dan disentri. Sementara
bagi anak remaja putri yang sudah mulai haid memerlukan tambahan zat gizi.
Sedangkan
bagi yang sudah dewasa, tambahan berbagai zat gizi mikro bahkan mungkin
suplemen perlu dipertimbangkan guna menjaga tubuh agar tetap bugar. Makin berat
pekerjaan yang dilakukan makin banyak perlu gizi yang perlu diraih. Oleh karena
itu, kecukupan gizi yang diperlukan seseorang dalam susunan menu sehari-hari
akan berbeda, tergantung dengan aktivitasnya. Perbedaan ini mulai
diperhitungkan sejak seseorang mencapai usia dewasa, yaitu mulai usia 20 tahun.
Perbedaan ini juga menyangkut perbedaan jenis kelamin, tinggi badan, dan berat
badan.[3]
Untuk
menyempurnakan makanan seperti slogan empat sehat lima sempurna, susu di
pandang perlu guna menunjang kesehatan kita. Dalam Alquran Allah berfirman:
¨bÎ)urö/ä3s9ÎûÉO»yè÷RF{$#Zouö9Ïès9(/ä3É)ó¡S$®ÿÊeEÎû¾ÏmÏRqäÜç/.`ÏBÈû÷üt/7^ösù5Qyur$·Yt7©9$TÁÏ9%s{$Zóͬ!$ytûüÎ/Ì»¤±=Ïj9ÇÏÏÈ
“Dan sungguh, pada hewan ternak itu benar-benar
terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberikan minum (susu) dari apa yang ada di
dalam perutnya berupa susu murni antara kotoran dan darah, yang mudah ditelan
bagi orang yang meminumnya.” (QS.
An-Nahl [16]: 66)
Menurut
sementara ahli kesehatan[4] air susu mengandung
vitamin A, B, C, dan D, kalsium, sodium, potasium, dan magnesium. Disamping
itu, air susu juga mengandung protein dan lemak. Ukiran peninggalan di
tempat-tempat berhala zaman lampau mengisyaratkan bahwa air susu hewan
digunakan sebagai minuman manusia sejak sekitar 7000 tahun atau bahkan lebih.
Benarlah apa
yang disabdakan oleh Rasulullah, “Barangsiapa yang diberikan minuman susu
oleh Allah; maka hendaklah ia membaca ‘Ya Allah, berikanlah berkah-Mu pada
minuman ini dan tambahkanlah karunia-Mu dari jenis minuman ini, karena
sesungguhnya air susu itu tidak dapat ditandingi dari semua jenis makanan dan
minuman.’ ” (HR. An-Nasa’i)
Tetapi
akhir-akhir ini banyak dokter yang lebih mengutamakan konsumsi zabady (yogurt)
dan susu makan kental, daripada mengonsumsi susu (perah) alami, mengigat nilai
gizi yang tinggi dan dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit yang terdapat
dalam alat-alat pencernaan serta dapat menenangkan saraf.[5]
Menurut
penemuan para peneliti, kebutuhan kalsium setiap harinya yang dibutuhkan oleh
anak usia baligh (15-20 tahun) adalah 600-700mg, sedangkan usia dewasa (20 tahun ke atas) adalah 400-500mg karena pertumbuhan sudah berakhir.[6]
Semoga
apa yang telah di paparkan di atas bisa dilaksanakan oleh kita semua sembari
berharap ridha-Nya. []
[1] Mohammad Hasan. (2013). Olahraga Prespektif Hadits. Yogyakarta
[Skripsi yang diajukan pada jurusan UIN Sunan Kalijaga], hlm. 1
[2] Emma Pandi Wirakusumah. (2010). Sehat Cara Alquran dan Hadits. Jakarta:
Hikmah, hlm. 153
[3] Ibid, hlm. 154
[4] Mahir Hasan
Mahmud. (2007). Mukjizat Kedokteran Nabi.
Jakarta: Qultum Media, hlm. 115
[5] Ibid.
[6] Ibid.
Komentar
Posting Komentar